Selasa, 01 April 2008

NUCLEAR ENERGY

Men do not, in their natural estate, think when they have no troubles to cope
with, no difficulties to overcome. Difficulties occasion thinking only when
thinking is the imperative or urgent way out. Only when it is the indicate
road to solution.
NUCLEAR ENERGY
Advancement of technology helps us to do everything what we want. This one
gives us satisfaction. In the other hand, advancement of technology causes environment
decay like pollution and needs much of energies. Whereas, energy supply on this world is
very limited. So we have to prepare energy resources that can produces much of energies
and do not damage environment.
What is the solution of this problem? I believe that we have to take advantages
of nuclear energy. And we do not depend on fossil fuel as energy sources that are running
low and cause environment decay. I wish to discuss why nuclear energy is very important
and show some benefits that energy would bring to Indonesia.
Firstly, advancement of technology needs much of energies. If Indonesia wants
to be development country, Indonesia may not depend on fossil fuel energy as energy
sources because they will produce dangerous gases like carbon monoxide, sulphur
dioxide and other dangerous gases that can damage health, cause acid rain and produce
green house gases that cause global warming. Indonesia has to prepare energy resources
that can produce much of energies and do not damage environment. Because
environment decay is unacceptable and unforgivable just for advancement of technology.
These considerations are very important to select energy resources.
Secondly, development countries use nuclear energy to meet their energy
needs. Nuclear energy source produces much of energies and does not make environment
decay if it is used carefully. One gram uranium, nuclear energy source, produces heat
equal with 25 tons coal and equal with 17,500 liters petroleum. From nuclear power
generator table per April 2001 we know that USA is a country with the most nuclear
power generator operating, that is 104 nuclear power generators, whereas the country has
much of petroleum reserves in Alaska and Gulf of Mexico.
Finally, nuclear energy source will help Indonesia in executing program to be a
development country that is independent upon using fossil fuel as energy sources.
Therefore, Indonesia has to prepare nuclear specialist to operate nuclear power generator
until this program success and rare energy will be overcome right away.
In conclusion, environment decay as impact of advancement of technology is
unacceptable and unforgivable. Energy sources like coal and petroleum have to be
substituted by nuclear energy as soon as possible until all of Indonesian people have a
chance to benefit from the wealth of this result without environment decay and do not
damage health. All of those will come true by nuclear energy.
wassalaamu’alaykum warahmatullahi wabarakaatuh
By Muhammad Zamhari
Student of Chemistry Education.
Faculty of Science and Technology
State Islamic University of Sunan Kalijaga of Yogyakarta

SEMINAR NASIONAL KIMIA


dalam memperingati Hari Bumi BEM PS Kimia UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta Menyelenggarakan Seminar Nasional Kimia Bertajuk " GLOBAL WARMING DALAM PERSPEKTIF ISLAM DAN SAINS"

Sabtu-Ahad 5-6 April 2008
Pukul : 08.00 WIB
di Gedung Multi Purpose UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

Key Note Speaker :
Ir Rachmat Witoelar ( Menteri Negara Lingkungan Hidup RI )

Pembicara :
1. Prof. Dr. Amin Abdullah ( Rektor UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta )
2. Dr. Eko Sugiharto, DEA ( Pusat Studi Lingkungan Hidup UGM )

Tiket Box :
A. 10.000 ( Mahasiswa UIN Sunan Kalijaga )
B. 50.000 ( Mahasiswa Di Wil Yogyakarta & Umum )
C. 200.000 ( Mahasiswa IKAHIMKI Luar DIY )

Fasilitas :
- Seminar kit
- Sertifikat
- Penginapan*
- Doorprice
dll.

Informasi & Pendaftaran :
- 085 292 796 897 ( Nanang Zudi )
- Gedung Student center Lt 3
- 081 931 760 872 ( Khabiburrahman)

Minggu, 03 Februari 2008

Joseph Black, Penemu Karbon Dioksida

Joseph Black dilahirkan di Bordeaux, Perancis pada tanggal 16 April 1728, dan memiliki saudara 14 orang. Ayahnya John Black, adalah seorang pedagang anggur. Ketika berumur 12 tahun, Josep muda dikirim ke sekolah di Belfast untuk mempelajari bahasa Latin dan Yunani. Empat tahun kemudian, dia masuk Glasgow University pada tahun 1744 untuk mempelajari seni. Setelah empat tahun mempelajari seni, ayahnya menyarankan pada Joseph untuk mempelajari sesuatu yang lebih berguna, dan karena itu dia memilih kedokteran. Dia menjadi Asisten William Cullen, Profesor Kedokteran yang pada tahun 1747 memiliki institusi yang mengajarkan kimia.

Joseph Blach pindah ke Edinburg pada tahun 1752 untuk melanjutkan pendidikan dokternya dan pada bulan Juni 1754 mempresentasikan disertasinya, On the Acid Humour Arising from Food and Magnesia alba. Tesisnya berurusan dengan pronsip magnesia sebagai antasid. Dua tahun kemudian, dia kembali ke Glasgow sebagai Profesor Anatomi dan Botani dan memberikan kuliah Kimia ketika William Cullen ditunjuk sebagai Profesor Kedokteran di Edinburg.

Beberapa tahun berikutnya, dia memulai penelitian mengenai sifat kimia magnesia alba (magnesium karbonat) dan menemukan sesuatu yang disebutnya dengan fixed air (karbon dioksida). Eksperimen ini melibatkan pengukuran gravimetrik pertama yang dilakukan dengan sangat hati-hati pada suatu perubahan ketika magnesia alba (dengan melepaskan CO2) dan bereaksi menghasilkan produk berupa asam atau basa. Hal ini memberikan pertanda pada penelitian Lavoisier dan membuat pondasi pada kimia modern. Sekembalinya ke Glasgow, sebagai profesor pada tahun 1756, dia bertemu James Watt (penemu mesin uap) dan memulai bekerja mengembangkan kalor laten, dan bagian pertama dari kalorimetri. Sekali lagi, penelitiannya melibatkan aspek kuantitatif, yang menjadikannya jalan untuk penemuannya, terutama pengukuran kalor. Karena dia tinggal di Glasgow, dia melakukan eksperimen pada proses pembekuan dan pendidihan air dan campuran air-alkohol yang mengawalinya pada konsep kalor laten leburan. Dia melakukan penelitian yang sama untuk kalor laten penguapan, yang merupakan awal dari konsep kapasitas kalor atau kalor spesifik.

Dia merupakan seorang guru yang terkenal. Sebagian besar muridnya di Glasgow mengikuti dia ke Edinburg ketika pindah pada tahun 1766. Dia banyak melakukan penelitian pada magnesia alba dan efek dari kalor. Dia juga merupakan seorang fisikawan selama hidupnya.

Kesehatannya tidak selalu baik, dia menderita masalah pada paru-paru yang dideritanya dari semasa kanak-kanak dan rematik pada akhir masa hidupnya. Dia menjadi seorang vegetarian pada akhir masa hidupnya dan mengalami kekurangan vitamin D sejak dia pindah negara.

Dia tidak pernah menikah dan meninggal di Edinburg pada 6 Desember 1799.

Tinta Cerdas

Sebuah tinta yang dapat merubah warnanya ketika menemukan oksigen bisa membantu para pembeli dalam menentukan apakah makanan kemasan yang mereka beli masih segar atau tidak.

Oksigen adalah pantangan bagi makanan segar karena oksigen dapat menyebabkan makanan terdegradasi dan bakteri memerlukan oksigen ini untuk tumbuh. Dengan demikian, banyak makanan sekarang ini dikemas dalam kemasan yang hanya berisi gas tertentu seperti nitrogen dengan tujuan untuk melindungi dari oksigen. Kandungan oksigen hampir seluruhnya dihilangkan dalam kemasan.

Andrew Mills dan David Hazafy di Universitas Stratchlyde, UK, telah berhasil membuat sebuah tinta biru berbasis pelarut ireversibel, yang jika diaktivasi dengan sinar UV akan kehilangan warnanya dan menjadi sensitif oksigen; tinta ini hanya akan kembali ke warna aslinya jika menemukan oksigen.

Kelebihan utama dari tinta ini dibanding metode-metode tradisional untuk mendeteksi kerberadaan oksigen adalah cukup murah dan mudah digunakan, khususnya karena tinta ini bergantung pada perubaha warna yang dapat dideteksi oleh mata manusia, kata Mills. Tinta-tinta yang berbasis pelarut seperti ini juga lebih mudah dicetak pada polimer-polimer biasa yang digunakan sebagai kemasan makanan, tambah Mills.

'Sebuah tinta yang sensitif oksigen, seperti yang baru-baru kami temukan ini, bisa digunakan untuk menunjukkan apakah udara dalam kemasan yang telah dimodifikasi masih tetap utuh, pertama-tama di pabrik pengemasan, dan selanjutnya di supermarket, sehingga bisa menjamin agar kemasan-kemasan yang cacat atau rusak tidak dijual lagi', kata Mills. Konsumen sendiri akan mampu memilih makanan dan mengetahui secara langsung apakah makanan kemasan tersebut masih bagus atau sudah rusak.

Disadur dari: http://www.rsc.org/chemistryworld/

Mekanisme Ledakan Bom

Beberapa waktu lalu di berbagai media massa, baik elektronik maupun cetak, sering bermunculan kasus peledakan bom di Indonesia. Barangkali kita masih ingat dengan nama Imam Samudra atau Amrozi. Sosok yang namanya melejit pasca peledakan Bom Bali I dan II ini sempat menjadi momok yang menakutkan. Kasus peledakan bom sering kali dikaitkan pada kedua sosok ini.

Namun, tahukah kita bagaimana proses tejadinya ledakan bom ini? Mengapa bisa timbul ledakan?

Tulisan ini tidak bermaksud mengajarkan pembaca bagaimana membuat bom. Namun, bermaksud untuk menjelaskan secara umum bagaimana mekanisme sederhana ledakan bom itu bisa terjadi ditinjau secara kimia.

Dalam istilah kimia, reaksi peledakan ini dikenal dengan nama reaksi eksplosif. Reaksi eksplosif merupakan reaksi kimia yang berlangsung sangat cepat dan berlangsung dalam waktu sangat singkat. Reaksi eksplosif ini akan membebaskan sejumlah energi yang sangat besar. Dalam skala yang besar, reaksi ini mampu menghancurkan benda-benda yang berada dalam radius daya ledaknya. Reaksi inilah yang dalam kehidupan sehari-hari dikenal dengan ledakan bom.

Reaksi peledakan ini biasanya berlangsung dengan adanya katalis. Katalis inilah yang menyebabkan suatu reaksi kimia berlangsung dengan cepat. Katalis adalah suatu zat yang dapat meningkatkan kecepatan reaksi tanpa memodifikasi perubahan energi gibbs standar dari suatu reaksi (Admin Alif, 2005).

Platina merupakan salah satu contoh katalis yang digunakan untuk mempercepat terjadinya reaksi antara hidrogen dan oksigen dalam fasa gas. Dari reaksi ini dapat menyebabkan ledakan.

Dari beberapa literatur, diketahui bahwa katalis dapat menghasilkan atom hidrogen dari molekul hidrogen dan atom ini akan menyebabkan terjadinya reaksi rantai yang sangat cepat.

Disamping katalis, reaksi peledakan juga bisa terjadi jika ada nyala api, seperti nyala dari korek api, dan sebagainya. Nyala api ini dapat menjadi pemicu terbentuknya radikal bebas. Dalam suatu mekanisme reaksi, radikal bebas ini dapat menyebabkan reaksi bercabang yang menghasilkan lebih dari satu radikal. Jika reaksi radikal ini terjadi dalam jumlah yang banyak, maka jumlah radikal bebas dalam suatu reaksi akan meningkat. Akhirnya reaksi akan berlangsung sangat cepat dan akan dibebaskan energi yang sangat besar. Selanjutnya terjadilah ledakan.

Albert Einstein pernah memperkenalkan kepada dunia mengenai hubungan antara energi dengan massa dan kecepatan suatu benda yang dikenal dengan persamaan E = M.C2. Jika kita hubungkan dengan reaksi peledakan diatas, didapatkan suatu kesimpulan bahwa suatu reaksi peledakan akan semakin besar jika massa reaktan (zat yang mengalami reaksi) digunakan dalam jumlah besar dengan adanya kecepatan yang sangat tinggi. Einstein mendefinisikan kecepatan disini adalah kecepatan cahaya yang dikuadratkan. Dari penggunaan tersebut terjadinya ledakan yang dasyat.

Dalam skala laboratorium reaksi peledakan ini pun bisa diuji-cobakan. Dari berbagai literatur, di laboratorium terdapat banyak sekali zat-zat kimia yang jika dicampur dapat menyebabkan terjadinya ledakan. Meski ledakan yang terjadi tergolong kecil, namun secara prinsip hampir sama reaksi ledakan lainnya dalam skala besar. Tinggal kita memperbesar konsentrasinya saja. Selanjutnya agar terjadi ledakan, maka ditambahkanlah katalis atau nyala api untuk mempercepat terjadinya reaksi atau pembentukan radikal bebas. Akibatnya akan membebaskan sejumlah energi yang besar.

Batang Cahaya dan Luminesensi Kimia

Pernah mengunjungi konser musik dimana orang-orang memegang batang cahaya yang digerakkan seiring dengan irama musik? Pengunjung dalam jumlah ribuan membawa batang cahaya atau memakai gelang dan kalung yang berpendar. Cahaya yang dipancarkan umumnya hijau, namun warna lainnya dapat dilihat pula. Cahaya yang diberikan oleh benda ini dikenal sebagai "cahaya dingin" atau luminesensi kimia sebagai hasil dari reaksi kimia.

Batang cahaya terdiri dari tabung kaca kecil yang dibungkus tabung plastik. Tabung kaca kecil ini mengandung H2O2 (hidrogen peroksida). Tabung luar mengandung ester fenil oksalat dan pewarna. Dengan membengkokkan tabung plastik, tabung kaca akan pecah dan melepas H2O2. Peroksida iniakan bereaksi dengan fenil oksalat, menghasilkan fenol dan karbon dioksida. Energi dari reaksi ini ditransferkan ke pewarna, yang akan teraktifasi dan memberikan cahaya, seperti yang ditunjukkan pada persamaan (1) :

Dalam luminesensi kimia, energi yang dipakai untuk mengeksitasi elektron diperoleh dari pengaturan kembali secara kimia dari atom atom untuk membentuk molekul baru dengan ikatan baru. Ketika elektron dalam atom-atom menjadi tereksitasi ke tingkat energi yang lebih tinggi, elektron dalam molekul menjadi tereksitasi pula ke tingkat energi yang lebih tinggi dengan menyediakan energi pula. Atom akan melepaskan energi berupa cahaya ketika elektron kembali ke tingkat energi yang lebih rendah, hal yang sama terjadi pula pada molekul. Tingkat energi pada molekul berbeda dengan tingkat energi atom. Karena tidak ada panas yang dihasilkan, energi yang diberikan sebagai bentuk cahaya ini sering disebut "cahaya dingin".

Batang cahaya yang menyala dalam gelap bukan satu-satunya kegunaan dari luminesensi kimia molekuler. Sebagai contoh, ini juga digunakan untuk mendeteksi konsentrasi NO (nitrat oksida) di atmosfer, dimana NO adalah hasil dari pembuangan mesin. Sampel udara diinjeksikan ke dalam mesin pembakaran, dimana NO bereaksi dengan O3 (ozon). NO2 akan dihasilkan dalam bentuk tereksitasi dan melepaskan fotonnya atau energi cahaya. Sebuah instrumen yang disebut tabung photomultiplier mendeteksi cahaya ini dan mengamplifikasinya untuk memberikan bacaan sinyal yang dapat terukur. Karena 1 mol NO menghasilkan 1 mol NO2, cahaya yang diemisikan sebanding dengan konsentrsi NO2 yang terbentuk dan jumlah awal dari NO.


* Keadaan tereksitasi dari NO2

Satu eksperimen yang dapat dicoba di rumah adalah menempatkan satu ujung dari batang cahaya dalam bak air dingin dan ujung lain di bak air hangat. Maka perbandingan cahaya pada suhu yang berbeda untuk reaksi luminesensi dapat diamati. Cahaya dingin dapat pula dibuat dengan luminol, reagen lain yang dapat bereaksi dengan H2O2